Wednesday, January 27, 2010

Tips Oke Cara Menyimpan ASI Peras/Pompa

Banyak orang membayangkan bahwa ASI tampak seperti susu sapi yg homogen, yang tidak terpisah lapisannya sampai kapanpun (homogenized) . ASI akan terpisah menjadi 2 lapisan jika didiamkan selama beberapa lama. Lapisan atas yg biasanya lebih kental warnanya kaya akan lemak. Ini bukan berarti ASI telah basi. Kocoklah perlahan wadah berisi ASI peras tsb, hingga menjadi larutan homogen kembali.

Tampilan dari ASI berbeda2 sesuai dengan waktu dan kandungannya. Termasuk kandungan lemak dan warna dari ASI. Jumlah lemak dalam ASI akan fluktuatif dari hari ke hari. Bahkan saat ASI yg keluar di menit2 awal akan berbeda warna dan tampilannya. ASI yang dikeluarkan saat pertama kali proses pemerahan / pemompaan akan terlihat “lebih encer” dari ASI yang dikeluarkan di menit2 berikutnya. Karena itu disebut FOREMILK (kaya akan protein). Sedangkan ASI yg keluar beberapa menit kemudian akan terlihat lebih kental. Atau disebut juga dg HINDMILK (kaya akan lemak). Warna dari ASI juga bervariasi tergantung dari apa yg ibu konsumsi. Pewarna makanan dalam minuman soda, minuman buah2an dan hidangan penutup yang mengandung gelatin diduga akanmembuat warna ASI menjadi pink atau oranye kemerahmudaan. ASI yang berwarna hijau dikorelasikan dengan ibu yang mengkonsumsi minuman segar yang berwarna hijau, seperti rumput laut, atau sayuran berwarna hijau.

ASI yang berwarna pink mengindikasikan adanya darah dalam ASI. Hal ini dapat terjadi jika ibu mengalami dengan atau tanpa puting lecet. Jika puting ibu lecet dan berdarah, ibu dapat menghubungi klinik laktasi untuk mendapatkan saran penyembuhan. Darah dalam ASI tidak berbahaya bagi bayi, dan ibu dapat terus menyusui. Jika darah dalam ASI tidak juga membaik dalam waktu 2 minggu, segera konsultasikan dengan dokter.

Bagaimana dg aroma atau rasanya ?! Umumnya ASI segar berbau / beraroma manis. Sesekali ASI beku yang dicairkan akan beraroma spt sabun dan terkadang bayi tidak mau meminumnya. Hal ini disebabkan perubahan struktur lemak dalam ASI akibat perubahan suhu yg mendadak. Sehingga proses kerja enzim lipase terganggu. Krn itu tidak disarankan memanaskan ASI peras/pompa pada suhu tinggi, ataupun setelah dipanaskan langsung dibekukan kembali. Jika ASI peras berbau asam, maka bisa jadi ASI telah basi dan buanglah. Intinya selama ASI peras/pompa disimpan sesuai dgn tata cara penyimpanan yg benar maka ASI tidak akan basi.

Wadah penyimpanan ASI

Pertanyaan yg sering diajukan para ibu, terutama ibu bekerja adalah apakah butuh wadah khusus ? Tidak ada aturan khusus harus menggunakan botol atau wadah khusus. Intinya gunakan wadah yg bisa tertutup rapat. Ibu bisa menggunakan botol kaca, wadah yg punya tutup dan berwarna bening, dan wadah yg punya tutup dan berwarna. Dan tentu saja selalu dibersihkan & disterilkan sebelum digunakan.

ASI peras/pompa sebaiknya disimpan dalam jumlah sedikit (cukup utk sekali minum + 60 ml). Agar tidak ada ASI yg tersisa dan terbuang. ASI juga dapat disimpan dalam kantung plastik bening. Namun hal ini tidak terlalu disarankan, karena mudah bocor dan ASI akan terbuang.

Tata cara Menyimpan ASI

Organisasi laktasi internasional, Lalecheleague, memiliki kisaran waktu berapa lama ASI dapat disimpan dalam suhu tertentu :

* Suhu ruang (19 – 22c ) antara 4 sampai 10 jam
* Refrigerator (kulkas bawah) dg suhu 0 – 4c antara 2 sampai 3 hari. Freezer pd kulkas berpintu
satu (suhu variatif < 4c ) : bisa sampai 2 minggu
* Freezer pd kulkas berpintu dua (suhu variatif < 4c ) : 3 sampai 4 bulan
* Freezer khusus ( -19c ) : 6 bulan atau lebih

Interval waktu tsb amat sangat bervariatif tergantung kondisi dari lokasi penyimpanan.

Meski dapat disimpan lebih lama, disarankan agar tidak terlalu lama menyimpan ASI peras. Karena ASI diproduksi sesuai dg kebutuhan pertumbuhan & perkembangan anak. Krnnya jika ibu memilki ASI peras berlebih tidak ada salahnya didonorkan ke mereka yg membutuhkannya.

Jika tidak ada lemari pendingin

Ada atau tidaknya lemari pendingin/kulkas bukan hambatan bagi ibu utk menyimpan ASI. Artinya jika ditempat ibu bekerja ataupun saat ibu bepergian jauh utk waktu lama dan tidak ditemukannya kulkas, maka ibu dapat menyimpan botol (wadah) berisi ASI peras/pompa dalam termos es yg telah diisi es batu tentunya. Jika es batu mencair, ibu bisa menggantinya lagi. Atau ada juga cooler khusus utk mendinginkan lebih lama dg blue ice.

Tips memberikan ASI peras/pompa

Berikut tips singkat utk memberikan ASI yg telah disimpan bagi si kecil :

* Untuk ASI yg dibekukan (dari freezer), amat disarankan agar ASI dicairkan terlebih dahulu di kulkas bawah. Dan bukan di suhu ruang. Setelah mencair, aliri wadah berisi ASI pada kran
air hangat atau rendamlah dengan air hangat.

* JANGAN menghangatkan ASI dalam suhu tinggi. Dan JANGAN merebus ASI.
Karena jelas zat nutrisi dalam ASI akan rusak. Terutama zat anti infeksi / zat imun !

* JANGAN menggunakan microwave utk menghangatkan ASI.

* Kocoklah secara perlahan sebelum diberikan ke bayi.

* Berikan dg sendok, pipet, dsb. Untuk bayi < 4 bl disarankan utk tidak menggunakan dot, karena adanya resiko bingung putting . ASI yg tersisa jika ingin disimpan kembali di refrigerator sebaiknya digunakan < 24 jam. Meski hal ini tidak direkomendasikan. Karena itu simpanlah ASI dalam jumlah yg cukup (sekali minum) agar cairan emas tsb tdk terbuang.

Dg mengetahui cara menyimpan ASI dan karakteristiknya, semoga semakin banyak ibu2 yang bekerja maupun yang akan bepergian tidak ragu lagi / segan dalam memberikan ASI eksklusif kepada buah hatinya.

ASI di freezer & Cara Penyimpanan Asi

Tanya
Selama ini aku tidak pernah menyimpan asi di freezer (menyimpannya di kulkas biasa), jadi perasan asi hari ini selalu dipakai keesokan harinya (tidak lebih dari 24 jam). Waktu kemarin bahas asi eksklusif ada beberapa ibu yang menyimpan asinya di freezer untuk beberapa hari. Sudah 1-2 bulan ini aku mulai ikut menyimpan asi di freezer, perasan asi hari jumat dipakainya hari senin. Pertanyaanku, apakah asi yang disimpan di freezer itu hasil 'pemanasan'nya (setelah dikeluarin dan direndam di air panas) sama dengan asi yang disimpan di kulkas biasa? masalahnya, asiku yang kusimpan di freezer setelah dikeluarin dan dipanasin' warnanya agak kekuningan dan berminyak. Sudah begitu anakku agak ogah-ogahan kalau hari senin minum asi yang dari frezzer ini. Memang kalau kuperhatikan lebih fresh yang disimpan di kulkas biasa (hasil perasan sehari sebelumnya). Apa memang seperti itu? atau asiku sudah 'rusak'? atau kebetulan saja anakku pas malas minum asi? (Llk)

Jawab
Kalau aku simpan ASI di Freezer, ASI sebelum dipakai, mesti ditaruh dulu didalam refrigator, minimal 5 jam sampai dia tidak beku lagi, baru deh habis itu bisa diproses seperti ASI yang disimpan di Refrigator. Nah kalau ASI beku langsung dipanaskan, memang nantinya suka pecah, jadi agak berminyak, dan pasti tidak enak [It]

Asi beku dari freezer jangan langsung dipanasin, bisa rusak, kalau aku dulu, misalnya mau diminum siang, pagi keluarin dari freezer, taruh di kulkas bagian bawah, ntar pas mau diminum baru dipanasin. Tapi dulu itu aku sering mbandel juga, asi perasan jumat yang untuk diminum senin siang sering tidak aku simpan di freezer, cuma aku taruh persis dibawahnya freezer. Alhamdulillah anakku tidak apa-apa & tetap doyan. Kalau untuk cadangan/bakal disimpan lama, baru aku taruh di freezer. [Rat]

Aku juga pakai sistem diturunin dulu ke kulkas bagian bawah, tapi entah kenapa jadinya tetap agak berminyak begitu ya ? karena semalam asisten laporan kalau anakku susah minum asi kalau yang dari freezer itu, jadinya kepikiran apa memang asinya yang sudah 'rusak' atau kebetulan saja ya? Mudah-mudahan cuma kebetulan saja dia pas males minum. (Llk)

Kalau mau pakai asi dari freezer, direndam air biasa dulu (jangan air panas). Nanti kalau sudah netral suhunya, baru direndam di air hangat [Has]

Aku dulu sering juga menyimpan ASI di freezer. Berdasar literatur yang aku baca. ASI yang disimpan di freezer memang akan rusak emulsinya, ini yang menyebabkan jadi terpisahnya lemak susu dari ikatannya, karena proses pendinginan dan pembekuan. Jadi terlihat berminyak/ terpisah minyaknya saat pencairan. Dijelaskan juga bahwa itu tidak berarti ASI tersebut rusak, kandungan gizinya akan tetap lengkap yang berkurang adalah zat kekebalan tubuh yang terkandung di ASI secara alami. Aku untuk Senin biasanya stok dari Sabtu, tidak perlu di freezer tidak papa. Cuma untuk jaga-jaga waktu lama memang ku masukan ke freezer dalam kantong plastik yang sudah kuberi tanggal dan jam perah. [al]

Kalau aku habis diturunin ke kulkas bawah; mis. untuk senin pagi, minggu malem dituruninnya; senin paginya kan belum tentu sudah cair semua. Dicairkan dulu di air biasa. Baru masukkan kembali ke kulkas bawah. Kalau mau dipakai, baru dituang seperlunya untuk dihangatkan di air panas. [Ri]

Harusnya sih warna kekuning-kuningan itu tidak muncul kalau proses pencairannya perlahan. Jadi jauh-jauh sebelum jadwal minum susu, min. satu jam, keluarkan botol ASI beku dan rendam di dalam mangkuk berisi air keran. Biasanya setiap kali air rendaman terasa makin dingin, aku ganti terus beberapa kali. Kalau bisa sampai sebagian besar atau malah seluruh ASI mencair. Setelah itu campur air rendaman dengan air termos - biar tidak terlalu panas - sehingga asi nantinya tidak berwarna kekuning-kuningan. Kalau punya waktu lebih lama lagi sih, turunin saja dulu dari freezer ke refrigerator, lalu ikuti proses di atas. [Jud]

Dulu anakku juga tidak mau minum asi yang sudah masuk freezer, terus, aku diberi tahu saudaraku, mungkin juga pengaruh bahan-bahan lain yang disimpan di freezer misalnya daging dll, walaupun zat di dalam asi-nya mungkin tetep sama tapi baunya mungkin sudah beda, jadi mungkin beli kulkas musti 2 ya kalau punya baby. [ver]

Kan ada yang untuk penetral bau di kulkas harganya sekitar Rp. 5000,00 yang kecil aku beli di supermarket Bagus merknya, ada juga merk Gajah (maaf sebutin brand), cari saja sekitar kapur barus, pemakaian buat jangka waktu 6 bulan. [Nik

Nutricia Club

Mengapa memerah ASI?

Memerah ASI biasanya dilakukan ketika Ibu tidak dapat menyusui secara langsung.
Misalnya, karena sedang sakit, perlu istirahat, atau karena bayi sudah bisa diberi makanan tambahan pendamping ASI.
Bisa juga karena Ibu tidak dapat bersama bayi Ibu dikarenakan harus pergi (misalnya bekerja di kantor, ke luar kota), tapi tetap menginginkan agar bayi Ibu mendapatkan gizi terbaik.
Memerah ASI juga membantu mendekatkan suami Ibu dengan bayi Ibu.


Memerah ASI dengan tangan
Sebelum mulai memerah ASI, kompres payudara Ibu dengan air hangat agar otot-otonya melunak. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sebelum memerah ASI. Persiapkan peralatan yang diperlukan seperti baskom bersih untuk tempat ASI perahan dan kain bersih untuk lap. Lalu mulailah memerah ASI:
Topang payudara Ibu dengan sebelah tangan lalu urut dari bagian atas payudara menuju puting. Urut menyeluruh, termasuk bagian bawahnya.
Sekarang, tekan perlahan-lahan pada area di belakang areola (kulit gelap yang mengitari puting) dengan ibu jari dan telunjuk.
Pencet kedua jari bersamaan, lalu tekan ke arah pucuk puting untuk mengeluarkan ASI Ibu. Berhati-hatilah, ASI bisa memancar ke segala arah.


Memerah ASI dengan pompa elektrik
Dengan pompa ASI, Ibu bisa memerah dengan lebih cepat dan mudah dibanding menggunakan tangan. Kendurkan otot dan saluran ASI di payudara Ibu dengan menaruh handuk hangat di atas payudara atau urut-urut sebelumnya dan pastikan pompa sudah disterilkan sebelum dipakai.
Lamanya memompa ASI sangan bergantung pada pompa yang digunakan. Pemerahan ASI bisa perlu waktu 15 - 45 menit dan tidak menyebabkan rasa sakit.


Menyimpan ASI perah
Simpan ASI di lemari es bawah atau di bagian freezer. Sekali dihangatkan, semua ASI yang tersisa harus dibuang. Jangan lupa untuk menuliskan tanggal pada ASI yang Ibu simpan. ASI dapat disimpan selama: 72 jam di dalam kulkas
Tiga bulan di dalam freezer (penyimpanan ini dapat mengurangi jumlah antibodi dalam ASI)


Cara menangani ASI yang membeku
Rendam ASI di air panas sampai mencair seluruhnya. Periksa suhu ASI sebelum diminumkan kepada bayi Ibu dengan cara meneteskannya ke punggung tangan. Setelah itu, berikan ASI sesegera mungkin.
Perlu diingat, jangan melelehkan atau menghangatkan ASI di microwave karena banyak zat-zat penting dalam ASI akan hancur. Selain itu, panas yang ditimbulkan dari microwave tidak rata, sehingga dikhawatirkan akan berbahaya bagi bayi karena terlalu panas.

ASI Terbaik untuk Bayi

ASI Terbaik untuk Bayi


Pertanyaan atau Komentar?
--------------------------------------------------------------------------------
Kiat Memberi ASI Eksklusif Pasca Cuti
17 December 2005
Masa cuti berakhir. Padahal masa pemberian ASI eksklusif pada bayi belum berakhir. Bisakah ASI Eksklusif dilanjutkan? Mia resah. Bayinya baru berusia 3 bulan, masih dalam masa pemberian ASI Eksklusif sampai buah hatinya berusia 6 bulan, namun masa cuti kerjanya sudah berakhir. “Bagaimana melanjutkan ASI eksklusifnya. Masa sih harus dicampur dengan susu formula. Sayang kan?”

Benar! Alangkah sayangnya dan ruginya jika pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif sampai gagal. Pernahkah melihat bayi macan diberi makan daging? Atau, bayi kambing atau sapi, makan rumput? Sebelum usianya cukup, semua bayi mamalia makan air susu, termasuk bayi manusia.

Usia cukup bagi bayi manusia untuk mendapat makanan lain selain air susu ibu adalah setelah 6 bulan. Dari usia 0 hingga 6 bulan bayi harus mendapat ASI eksklusif, yakni pemberian ASI murni tanpa bayi diberi tambahan lain seperti cairan air putih, teh, madu, buah-buahan, maupun makanan tambahan seperti bubur susu atau bubur saring dsb., sampai usia bayi 6 bulan, menurut hasil penelitian, positif membuat bayi mendapat nutrisi terbaik; meningkat daya tahan tubuhnya, meningkat kecerdasannya, dan meningkat jalinan kasih
(bonding) dengan bunda (dan ayah).

Sayangnya, seperti Mia yang bekerja, juga Mia-Mia yang lain, masa cuti melahirkan hanya 3 atau 4 bulan saja. Masih ada ada 2 - 3 bulan lagi untuk memberikan ASI Eksklusif. Itu memang dilema. Bagaimana melanjutkan pemberian ASI eksklusif atau hanya malam hari memberi ASI, siang dengan susu formula?

Beri ASI Perah

Namun, Dr. Utami Roesli SpA, MBA.IBCLC, pakar ASI, meyakinkan bahwa setelah masa cuti berakhir, ibu masih bisa memberikan ASI eksklusif. “Rugi sekali jika ibu hentikan. Sebab, usus bayi usia 3 bulan belum siap mencerna makanan selain air susu ibu. Selain itu. ASI merupakan sumber gizi ideal dengan komposisi seimbang, yang jika diberikan secara eksklusif bayi akan lebih sehat dan lebih cerdas dibanding bayi yang tidak mendapatkannya,” tegas Utami.

Untuk buah hati tercinta, seharusnya bekerja di luar rumah bukanlah halangan untuk memberikan yang terbaik untuknya, termasuk memberikan ASI secara eksklusif. “Ibu tetap bisa memberikan ASI perah, yakni ASI yang diperas dari payudara, lalu diberikan pada bayi saat ibu bekerja di kantor,” ujar Utami yang juga ketua Lembaga Peningkatan dan Pengembangan (LPP) ASI Rumah Sakit St. Carolus.

ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari payudara untuk kemudian disimpan dan nantinya diberikan pada bayi. Apa tidak basi? Menurut Utami, sampai waktu tertentu dan dengan penyimpanan yang benar, ASI tidak akan basi. Misalnya, ASI tahan disimpan di dalam suhu ruangan sampai 6 jam. Jika disimpan di thermos yang diberi es batu, bisa tahan hingga 24 jam. Bahkan, kalau disimpan di kulkas ketahanannya meningkat hingga 2 minggu dengan suhu kulkas yang bervariasi. Jika disimpan di frezeer yang tidak terpisah dari kulkas, dan sering dibuka, ASI tahan 3-4 bulan. Sedangkan pada freezer dengan pintu terpisah dari kulkas dan suhu bisa dijaga dengan konstan, maka ketahanan ASI mencapai 6 bulan.

Memerah ASI bukanlah hal yang sulit, bahkan tidak selalu membutuhkan alat khusus atau pompa ASI. Cukup dengan pijitan dua jari sendiri, ASI bisa keluar lancar car! Memang membutuhkan waktu, yakni masing-masing payudara 15 menit. ASI ini bisa diberikan untuk bayi keesokan harinya. Tampung ASI tersebut di sebuah wadah, misalnya plastik gula, lalu tandai setiap wadah dengan spidol sesuai waktu pemerahan, misal plastik pertama, kedua, dst. Berikan pada bayi sesuai urutan pemerahan.

Persiapan dan Pemberian

Untuk memberi bayi ASI perahan, jauh-jauh hari sebelum masa cuti berakhir ibu memang harus menyiapkan diri sendiri dan bayi. Apalagi jika si buah hati merupakan anak pertama. Beratnya meninggalkannya memang luar biasa. Apalagi siang hari tak bersamanya dan tak menyusuinya pasti berat. Di kantor, saat payudara membengkak karena produksi ASI tak disusu bayi, ingatan ibu pastilah pada buah hati di rumah.

Mempersiapkan diri sendiri menjadi penting. Pertama, adalah mempersiapkan mental untuk meninggalkan bayi dan memupuk rasa percaya bahwa ia akan baik-baik saja di rumah. Kedua, persiapan dengan mulai belajar memerah dua minggu sebelum cuti berakhir. Ketika bayi tidur dan payudara mulai terasa membengkak, segera perahlah payudara lalu simpan di kulkas. Esok siang, ASI perah tersebut bisa ibu berikan pada bayi.

Sedangkan untuk mempersiapkan bayi, ibu harus memulai membiasakan bayi diberi ASI perahan dengan sendok, bukan botol susu. “Berikan dengan cara menyuapinya dengan sendok agar bayi tidak bingung putting. Sampai bayi usia 5 bulan, bisa terjadi bingung putting,” tegas Utami. Bingung putting terjadi jika ibu yang biasa memberi Asi lewat payudara, lalu bayi disusui dengan botol, maka ketika akan diberikan lewat payudara lagi bayi kemungkinan menolaknya. Ini lantaran, dot botol lebih lancar mengeluarkan susu dibandingkan lewat payudara.

Persiapkan Mental ‘Pengasuh’

Tetap memberi ASI selama ibu bekerja di kantor berarti ibu harus memupuk kerjasama dengan pengasuh. Ini bukan hal mudah. Apalagi jika yang ibu percayai merawatnya adalah orangtua sendiri atau mertua. Kalau mereka tidak punya pemahaman yang sama tentang pemberian dan manfaat ASI eksklusif, ditambah pengalaman mereka dulu mungkin menyusui sambil dicampur susu atau makanan padat, akan sedikit menyulitkan.

“Tapi, jangan menyerah. Pelan-pelan jelaskan sama ibu atau ibu mertua tentang pentingnya ASI eksklusif, dan bahwa usus bayi belum siap mencerna makanan. Begitu juga jelaskan pada pengasuh, kerjasama orangtua dengan pengasuh di rumah ini juga menentukan keberhasilan menyusui secara eksklusif ” tegas Utami.

Memang di hari-hari pertama pemberian susu perah dengan sendok, bayi mungkin menolaknya. Ia bahkan bisa cemas dan gelisah. Namun, janganlah khawatir, 3 atau 4 hari setelahnya bayi akan terbiasa. Itu sebabnya, sebelum masa cuti berakhir bayi perlu dilatih disuapi susu dengan sendok. Jadi, tak perlu resah jika harus kembali bekerja, bukan?

Pemberian ASI Perahan

Ambil ASI berdasarkan waktu pemerahan (yang pertama diperah yang diberikan lebih dahulu).
Jika ASI beku, cairkan di bawah air hangat mengalir. Untuk menghangatkan, tuang ASI dalam wadah, tempatkan di atas wadah lain berisi air panas.
Kocok dulu sebelum mengetes suhu ASI. Lalu tes dengan cara meneteskan ASI di punggung tangan. Jika terlalu panas, angin-anginkan agar panas turun.
Jangan gunakan oven microwave untuk menghangatkan agar zatzat penting ASI tidak larut/hilang.
Berikan dengan sendok.
Simpan ASI Praktis dan Awet

Taruh ASI dalam kantung plastik polietilen (misl plastik gula); atau wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah melamin, gelas, cangkir keramik. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan maupun plastik styrofoam.
Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah.
Dinginkan dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang diijinkan (+ 2 minggu).
Jika hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan ke freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan), gunakan sebelum batas maksimal yang diijinkan. (+3-6 bulan)
Jika ASI beku akan dicairkan, pindahkan ASI ke refrigerator semalam sebelumnya, esoknya baru cairkan dan hangatkan. Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dipindah ke refrigerator.
(Dewi Yamina)
Sumber: Tabloid Ibu & Anak


ASI Peras, Solusi Buat Ibu Bekerja
11 December 2005
Dari: Milis ayahbunda-online

Jadi, Bu, tak ada alasan untuk tak memberi ASI eksklusif pada si kecil. Sangat dianjurkan menyimpan ASI peras di lemari es karena tahan 2 hari dan kualitasnya pun tak berubah.

Sekitar 70 persen ibu di Indonesia bekerja. Ini berarti, banyak ibu yang tak bisa menyusui. Namun bukan berarti si kecil tak bisa mendapatkan ASI sama sekali. Toh, ASI bisa diperas. Dengan begitu, si kecil bisa tetap memperoleh ASI, bahkan ASI eksklusif yaitu hanya ASI tanpa makanan tambahan apa pun hingga si kecil berusia 6 bulan.

Hanya sayang, ASI peras tak bisa menggantikan tindakan menyusui itu sendiri. Seperti diketahui, tindakan menyusui punya banyak pengaruh untuk pertumbuhan mental dan fisik bayi. “Kalau saja semua bayi mendapatkan exclusive breast feeding minimal 4 bulan, saya yakin tak akan ada tawuran seperti sekarang ini. Karena anak-anak yang diberi ASI akan tumbuh menjadi anak yang kepribadiannya baik, lantaran mereka tumbuh dalam keadaan yang dinamakan secure attachment, suatu suasana yang aman, hingga mereka akan mempunyai kepribadian yang baik,” tutur dr. Utami Roesli, SpA, MBA.

Itu sebab, ASI peras hanya dianjurkan bagi bayi-bayi yang ibunya bekerja. “Bila ibu tak bekerja atau si bayi bisa dibawa ke tempat di mana ibunya berada, harus diusahakan breast feeding atau menyusui langsung, bukan ASI peras,” lanjut ketua Lembaga Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu RS Sint. Carolus, Jakarta ini. Jadi, Bu, hanya bila situasi dan kondisinya tak memungkinkan untuk menyusui langsung, barulah si kecil boleh diberi ASI peras/perah. “Ibaratnya, tak ada rotan, akar pun jadi.”

POMPA PISTON

Namun sebelum kita memberikan ASI peras pada si kecil, ada beberapa “aturan” yang penting diperhatikan. Pertama, sebelum si kecil berusia 4 bulan, sebaiknya ASI peras/perah yang diberikan jangan menggunakan dot dulu karena si kecil akan “bingung puting.” Maksudnya, ia akan susah untuk kembali menyusu dengan benar pada payudara ibu. Kedua, bila sudah berada satu atap lagi dengan si kecil, hendaknya ASI peras yang masih ada jangan diberikan lagi, tapi bayi harus menyusu langsung pada ibu. Bukankah tindakan menyusui adalah rotan? Jadi, bila ada rotan, mengapa harus menggunakan akar?

Adapun cara “menabung” ASI peras, yang paling baik dan efektif dengan menggunakan alat pompa ASI elektrik. Hanya saja, harganya relatif mahal. Lagi pula, masih ada cara lain yang lebih terjangkau bila punya dana lebih, yaitu piston atau pompa berbentuk suntikan. Prinsip kerja alat ini memang seperti suntikan, hingga memiliki keunggulan, yaitu setiap jaringan pompa mudah sekali dibersihkan dan tekanannya bisa diatur.

Ironisnya, pompa-pompa yang ada di Indonesia jarang sekali berbentuk suntikan, lebih banyak berbentuk squeeze and bulb. Padahal, harga kedua pompa tersebut relatif sama. Namun bentuk squeeze and bulb tak pernah dianjurkan banyak ahli ASI. Soalnya, pompa seperti ini sulit dibersihkan bagian bulb-nya (bagian belakang yang bentuknya menyerupai bohlam) karena terbuat dari karet hingga tak bisa disterilisasi. Selain itu, tekanannya tak bisa diatur, hingga tak bisa sama/rata.

MEMERAH DENGAN JARI

Tentu saja ada yang lebih murah ketimbang pompa-pompa ASI tadi, yaitu memerah dengan jari. Cara back to nature ini amat sederhana dan tak perlu biaya. Namun agar hasil perahannya memuaskan, kita perlu mengenal sedikit anatomi payudara.

Seperti dijelaskan Utami, payudara terdiri tiga komponen yang prinsipil, yaitu “pabrik” (di daerah berwarna putih), saluran, dan “gudang” (di daerah warna cokelat atau areola) ASI. Ketiganya seperti bejana berhubungan. “ASI diproduksi di ‘pabrik’nya yang berbentuk seperti kumpulan buah anggur. Setiap ‘pabrik’ ASI dilalui otot-otot. Bila otot-otot ini mengkerut, ia akan memompa ASI ke salurannya menuju ‘gudang’. Nah, agar pabrik memproduksi ASI lagi, syarat utamanya ASI di ‘gudang’ harus habis lebih dulu. Bila ‘gudang’ kosong, barulah ‘pabrik’ akan mengisinya kembali, begitu seterusnya,” papar Utami.

Jadi, pada prinsipnya kita harus bisa mengeluarkan ASI yang ada di “gudang”. Caranya, tempatkan tangan kita di salah satu payudara, tepatnya di tepi areola. Posisi ibu jari terletak berlawanan dengan jari telunjuk. Tekan tangan ke arah dada, lalu dengan lembut tekan ibu jari dan telunjuk bersamaan. Pertahankan agar jari tetap di tepi areola, jangan sampai menggeser ke puting. Ulangi secara teratur untuk memulai aliran susu. Putar perlahan jari di sekeliling payudara agar seluruh saluran susu dapat tertekan. Ulangi pada sisi payudara lain, dan jika diperlukan, pijat payudara di antara waktu-waktu pemerasan. Ulangi pada payudara pertama, kemudian lakukan lagi pada payudara kedua. Letakan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara yang diperas.

CARA MENYIMPAN

Sebenarnya, tutur Utami, memerah ASI hampir sama dengan mengeluarkan pasta gigi. Bila kita hanya menekan ujung pasta gigi, tentu pastanya tak akan keluar. Jadi, kita harus menekan agak ke belakang. “Bila tak keluar banyak, kemungkinan teknik ibu salah. Mungkin cara memerah susunya seperti melakukan massage payudara. Ini tak akan mengeluarkan ASI, karena yang ditekan pada massage payudara adalah ‘pabrik’ ASI bukan ‘gudang’nya. Kan, kita tak bisa langsung mengeluarkan ASI dari ‘pabrik’ tapi harus melalui ‘gudang’ dulu.” Jadi, bila tekniknya sudah benar, lama-kelamaan memerah ASI akan menjadi pekerjaan biasa. Waktu yang dibutuhkan pun tak sampai setengah jam, tapi susu yang terkumpul bisa mencapi 500 cc, lo.

Setelah diperah, ASI harus di simpan dengan baik agar dapat bertahan lama. Menurut Utami, di udara terbuka, ASI perah bisa tahan 6-8 jam, tapi bila ditaruh di kantong plastik lalu dimasukan termos dan diberi es batu, akan tahan kira-kira 1X 24 jam. Lain lagi bila ASI perah dimasukan di lemari es, bisa tahan 2X24 jam. Sedangkan bila dimasukkan dalam freezer, bisa tahan 3 bulan.

Namun dari semua cara penyimpanan tadi, lebih dianjurkan untuk memasukkan ASI ke dalam termos dan lemari es. “Sudah dibuktikan, lo, ASI perah yang dimasukkan ke termos dan lemari es tak mengalami perubahan komposisi gizi sama sekali. Hanya mungkin warna dan bentuknya saja yang berubah.” Tak demikian halnya jika dimasukkan dalam freezer, “ASI akan mengalami perubahan dalam hal jumlah imunoglobulin, yaitu protein molekul yang berfungsi sebagai daya tahan tubuh, karena ada yang mati akibat kedinginan.”

SUAPI PAKAI SENDOK

Selanjutnya, ketika ingin memberikan ASI perah pada si kecil, kita harus menghangatkannya dulu. Namun jangan dipanaskan di atas api, lo, karena mengakibatkan beberapa enzim penyerapan mati kepanasan. Beberapa buku dari luar menganjurkan untuk menyiram ASI dengan running tap water, tapi di Indonesia, kan, jarang ada keran yang berisi air hangat. Jadi cukup dengan mangkuk yang diisi air hangat (suhu airnya sama dengan suhu air yang biasa kita gunakan untuk mandi atau suhu tubuh). Adapun lama penghangatan tergantung suhu ASI, tapi prinsipnya buatlah suhu ASI seperti suhu tubuh karena akan menyerupai ASI yang dikeluarkan langsung. Nah, setelah selesai bisa langsung diberikan pada bayi.

Namun cara pemberiannya jangan pakai botol susu dan dot, melainkan disuapi pakai sendok. Kalau si kecil langsung menyusu dari botol, lama-lama ia jadi “bingung puting”. Jadi, ia hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot. Padahal, cara menyusu yang benar adalah seluruh areola ibu masuk ke mulut bayi. Jadi, kalau si kecil sudah “bingung puting”, tak heran bila ia gagal mengeluarkan ASI di “gudang”nya. Salah satu tanda posisi si kecil salah menyusu ialah payudara ibu lecet. Akhirnya, si kecil jadi ogah menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan sedikit saja dotnya, susu langsung keluar.

Tak usah cemas si kecil akan kekurangan ASI berapapun jumlah ASI perah yang dikeluarkan. Memang, pada awalnya si kecil akan gelisah dengan jumlah yang mungkin lebih sedikit dari biasanya, tapi bayi akan cepat beradaptasi, kok. “Maksimal pada hari keempat, bayi akan sudah terbiasa. Seberapa pun ASI yang ada, akan diminum. Kalau ditinggali 500 cc, akan diminum; begitu juga 300 cc, bahkan 200c. Namun ketika ibunya datang, ia akan minum habis-habisan. Jadi, bayi tak akan kekurangan ASI. Itu sudah dibuktikan, lo,” tutur Utami.

Nah, Bu, tak ada lagi yang perlu dicemaskan, bukan? Ingat, lo, meski bunda bekerja, si kecil tetap bisa mendapatkan ASI ekslusif!`



Kisah ASI dari Risdianti Idris
9 December 2005
congratulation ya atas web barunya…………

Saya hanya mau sharing tentang pengalaman ASI ekslusiveku. Jasmine-ku usianya baru 5 bulan 1 minggu, dan rasanya udah gak sabar untuk memberikan MPASI untuk anak saya. Pengalaman saya memberikan asi penuh dengan warna ( cieeeee…..). Jarak dari rumah ke kantor saya tempuh sekitar 1 jam 30 menit, jadi bisa dibayangkan berapa jam waktu saya di habiskan di luar, dan harus pintar2 kita untuk mencuri waktu untuk memeras asi.
(more…)